Pagi yang seperti biasanya, aku yang masih menyimpan rasa, sedang kau yang sudah tak lagi mencinta.
Mungkin sudah dari jaman firaun belum pakai sempak bahwa kadang kenyataan memang begitu bajingan pahitnya.
Bagaimana mungkin kamu, yang dulu selalu mengagungkan aku sebagai ratu di hatimu, sekarang mencampakan dan tak mau kenal lagi siapa aku.
Dan keparatnya lagi, kau pergi menyisakan kenangan-kenangan yang tak mudah pergi selain dari abadi.Sebatu-batunya usahaku, kenangan itu malah menjelma semakin keras, dan buat rindu yang menyedihkan ini semakin kebas.
Begitu jahatnya kamu, dan bebalnya aku yang masih mencintaimu. Seperti halnya kopi yang sekarang ada di atas mejaku, kopi hitam tanpa gula, aku tahu bahwa kopi ini sangat pahit.. tapi, karena itulah... paling tidak ada yang menemaniku dalam hal-hal yang menyangkut tentang pahit.
No comments:
Post a Comment