Saturday, October 18, 2014

Tempat(nya) Pensil

Jemari lentikknya...
Keanggunan yang selalu menyapaku ketika ia sedang merasa; sedih, kecewa, gundah, jatuh cinta 
Sesakan benda berwarna lebih dari sepuluh itu adalah warninya keberadaanku 
Aku tak pernah protes
Ketika dia lebih sering menggenggam lancip-lancip yang sering menusuk tubuhku
Aku hanya sebagai penampung perasaanya
Dia lebih hirau kepada rautan, air di gelas mineral, beberapa lembar kertas gambar dan kanvas.
Tapi aku cukup senang, mampu menemaninya melukis keajaiban dari perih dan kedukaan.
Aku mengenalnya sebagai gadis yang mudah jatuh cinta tetapi sering dipatahkan kecewa.
Seorang gadis yang jarang menangis tetapi kaca-kaca di sepasang matanya tak bisa ditepis.
Sedang aku, hanya tempat(nya) pensil warna yang bersedia membuatnya bahagia meski dia tak pernah menyadarinya.

(@kharismarena)

No comments:

Post a Comment