Thursday, October 9, 2014

kopi pagi yang menanti

mentari datang tepati janji
siap membuka panggung megahnya hari
secangkir kopi dan roti isi
temani kepergian embun pagi
menghangatkan sekedarnya jiwa yang sendiri

masih tersisa riuh kesepian semalam
yang begitu riang tarikan bahasa kerinduan
yang begitu lincah berlarian
lalu nyanyikan bait-bait syahdu kenangan
yang begitu anggun duduk di kursi penantian

ada jiwa yang menanti
tentang sebuah kepergian yang sisakan peluh hati
tentang hari-hari bahagia yang pernah saling mengisi
dan juga tentang indahnya mimpi yang pernah saling ter-aamiin-i

jiwa yang sendiri
yang terkadang hanya menatap pada kenangannya
lalu memelukknya dengan penuh harapan
agar kelak nanti akan kembali lagi kepadanya

sejuta kenangan indah
tak akan bisa begitu saja musnah
karna benih rindu yang dulu
kini mulai perlahan merekah

kopi pagi yang menanti
tentang bagaimana hujan begitu sigap menjadi saksi
saksi pada dua hati
yang berlarian telanjang kaki
sambil tertawakan semua isi hari
yang lalu mencinta sendiri
seakan tak pernah akan ada lagi

kopi pagi yang menanti
tentang bagaimana cinta pernah terjadi
di mana dua anak manusia saling membakar nafsu dunia
lalu mulai mendosa walau berdalih cinta
buta pada sekitarnya

kopi pagi yang menanti
masih dengan rindu dan keyakinan esok kan kembali.

(@kopipiko)

No comments:

Post a Comment