Thursday, October 23, 2014

aamiini mimpi

dingin embun pagi.
lirih turun menyapa keheningan.
memeluk kesepian.
mengikis setia dalam dekapan.

semalam tadi,
rindu menyapa mimpi.
bergulat dengan imaji.
menghangatkan sendiri yang menanti.

bayang seakan indah.
senyum bahagia merekah.
setiap ucap rindu terdengar mendesah.
hilang semua gundah.
tapi itu mimpi, sayang.
bukan nyata yang selalu kuinginkan.
bukan nyata yang pernah sama kita impikan.
bukan nyata yang selalu kuaamiinkan.

pagi, sayang.
sapa mentari pagi.
kusuguhkan hidang secangkir kopi.
menghangatkan sisa mimpi.
lalu kuaamiinkan untuk kelak ada benar terjadi.

sampaikan pada riuhnya hari ini,
aku nenanti di ujung cinta yang abadi..

(@kopipiko)

Saturday, October 18, 2014

Tempat(nya) Pensil

Jemari lentikknya...
Keanggunan yang selalu menyapaku ketika ia sedang merasa; sedih, kecewa, gundah, jatuh cinta 
Sesakan benda berwarna lebih dari sepuluh itu adalah warninya keberadaanku 
Aku tak pernah protes
Ketika dia lebih sering menggenggam lancip-lancip yang sering menusuk tubuhku
Aku hanya sebagai penampung perasaanya
Dia lebih hirau kepada rautan, air di gelas mineral, beberapa lembar kertas gambar dan kanvas.
Tapi aku cukup senang, mampu menemaninya melukis keajaiban dari perih dan kedukaan.
Aku mengenalnya sebagai gadis yang mudah jatuh cinta tetapi sering dipatahkan kecewa.
Seorang gadis yang jarang menangis tetapi kaca-kaca di sepasang matanya tak bisa ditepis.
Sedang aku, hanya tempat(nya) pensil warna yang bersedia membuatnya bahagia meski dia tak pernah menyadarinya.

(@kharismarena)

Thursday, October 9, 2014

kopi pagi yang menanti

mentari datang tepati janji
siap membuka panggung megahnya hari
secangkir kopi dan roti isi
temani kepergian embun pagi
menghangatkan sekedarnya jiwa yang sendiri

masih tersisa riuh kesepian semalam
yang begitu riang tarikan bahasa kerinduan
yang begitu lincah berlarian
lalu nyanyikan bait-bait syahdu kenangan
yang begitu anggun duduk di kursi penantian

ada jiwa yang menanti
tentang sebuah kepergian yang sisakan peluh hati
tentang hari-hari bahagia yang pernah saling mengisi
dan juga tentang indahnya mimpi yang pernah saling ter-aamiin-i

jiwa yang sendiri
yang terkadang hanya menatap pada kenangannya
lalu memelukknya dengan penuh harapan
agar kelak nanti akan kembali lagi kepadanya

sejuta kenangan indah
tak akan bisa begitu saja musnah
karna benih rindu yang dulu
kini mulai perlahan merekah

kopi pagi yang menanti
tentang bagaimana hujan begitu sigap menjadi saksi
saksi pada dua hati
yang berlarian telanjang kaki
sambil tertawakan semua isi hari
yang lalu mencinta sendiri
seakan tak pernah akan ada lagi

kopi pagi yang menanti
tentang bagaimana cinta pernah terjadi
di mana dua anak manusia saling membakar nafsu dunia
lalu mulai mendosa walau berdalih cinta
buta pada sekitarnya

kopi pagi yang menanti
masih dengan rindu dan keyakinan esok kan kembali.

(@kopipiko)

Tuesday, October 7, 2014

PeRi di Samudra Rindu

Rindu.....
Sinar mentari menyeruak masuk lewat tirai jendelaku.
Derai hangat menyinari kalbu.
Senyum terjuntai menghiasi bibirmu.
Mengakhiri rangkai mimpi indah jiwaku.
Menyapa, terucap selamat pagi untukku.
Pilu......
Semua tiada bermakna.
Kisah penuh kasih, hangat canda tawa, bahagia membingkai kisah.
Hanya fatamorgana.
Kamu...
Bagai angin lalu, lupa akan itu semua..
Datang dengan sejuta pesona.
Namun kamu melenggang pergi saat ku mulai percaya.
Sungguh...
Belati kasih menyayat jiwa.
Panah cinta menghujam, menyisakan darah kecewa.
Aku...
Perajut Rindu [PeRi] terombang ambing di tengah samudra rindu.
Meski luka lebam membiru
Ku masih menantimu.
Badai penantian menghantam, ku lepaskan jangkar
Yaa.. Ku kan bertahan.
Biarlah...
Meski benang rindu kusut sekalipun, kan ku urai.
Ku yakin, perjalanan indah suatu saat kan ku tuai.
Gerbang bahagia di ujung telah melambai.
Kisah ini kan berakhir di perjanjian suci..
Suatu saat nanti..
oleh : @perajutrindu